Akan sangat
tidak berguna jika kita membicarakan masalah ini dengan orang yang mudah “maklum”.
Mungkin akan dicibir, dikecam dan dianggap aneh karena tidak sejalan dengan
kehendak nafsu mereka.
Eiiitt.. Jangan
ngeres dulu..! Yang dimaksud “kemaluan” di sini adalah kata sifat (bukan kata benda).
Yang perlu digasirbawahi dari tulisan ini adalah tentang konyolnya Industry
Music di Negeri ini yang semakin memprihatinkan, serta adanya revolusi standar
sikap dan perilaku (kalau gak boleh bilang degradasi moral) manusianya.
Kombinasi dari dua hal tersebut menjadi sinergi yang dahsyat (bukan inbox)
untuk meningkatkan level kebrobrokan generasi bangsa ini.
Diawali sejak
nongolnya Peterpan dan kemudian Kangen Band, seakan melenyapkan keberadaan
band-band/ solois pendahulunya yang secara musical maupun attitude
lebih berkualitas. Musisi-musisi sejati yang peka dan peduli dengan keadaan itu
satu-persatu hilang (atau mungkin sengaja dihilangkan?) tergusur oleh
pendatang baru tersebut. Hanya beberapa band/ solois saja yang kebal dengan
kondisi itu.
Setiap hal
punya tempatnya di dunia ini. Jika kita membuktikan sedikit dari kekuatan kita
kepada sebagian besar kelemahan orang lain (dalam hal selera, kecerdasan, daya
kritis dan evaluasi yang rendah), yang terjadi adalah pembodohan massal. Mengingat
ciri-ciri manusia di Negeri ini yang haus hiburan, mudah kagum dan lantas
mengagungkan.