Pages

Minggu, 30 Oktober 2011

Ekspresikan Blues - Mu.....!!!!


Apa bedanya rintihan Jimi Hedrix, Muddy Waters, Buddy Guy, Johny Winter, atau Janis Joplin yang disebut sebagai Blues dengan  rengekan St 12, kangen band, hijau daun, dan band-band pop melaju dan mendayu lainya? Yang agak ganjil mungkin cara pandang kita terhadap mereka. Jika mendengar lagu pop melaju dan mendayu kita mungkin akan bilang “wah…itu lagu cuengeng…!!” Tapi kenapa lagu-lagu kaum kulit hitam itu tidak kita sebut sebagai lagu cengeng? Padahal pada hakikatnya sama-sama berisi rintihan, curahan hati yang pedih atau ekspresi penderitaan.
Oye, Blues memang lahir dari penderitaan. Sejarah musik Blues adalah sejarah tentang penderitaan para budak belian. Mereka adalah kaum negro yang menjalani penderitaan panjang sebagai budak diladang-ladang pertanian para juragan kulit putih. Ekspresi penderitaan, rintihan jiwa yang tertekan itulah yang kemudian dikenal sebagai Blues. Dan mereka para kaum kulit hitam menembangkan Blues kepada semesta.
Dari berbagai lembaran sejarah musik Blues, nyanyian rintihan ini menyebar luas ke berbagai daratan Amerika. Seiring berjalannya waktu, puluhan bahkan ratusan musisi Blues lahir, menembangkan penderitaan sambil memainkan gitar tiga Chord. Mereka memainkan Blues di café-café dan klub-klub malam, meski tanpa luka sabetan pecut dipunggung atau bekas tendangan sepatu bot di bokong. Bahkan pakaian mereka malah lebih necis dari para koruptor.
Popularitas dan pamor para musisi Blues itulah yang kemudian mempesona para remaja Eropa (khususnya Inggris). Awal decade 1960-an menjadi tahun subur bagi sejumlah musisi Blues muda (berkulit putih). Eric Clapton, The Beatles, The Rolling Stones, Led Zeppelin dan berjejer nama lain mengumandangkan kembali Blues dengan gaya mereka sendiri. Pada periode ini pula angin industri meniupkan Blues lebih kencang lagi ke daratan Amerika. Bedanya, Blues bukan lagi murni rintihan penderitaan, melainkan justru nyanyian harapan untuk mengalirkan Fulus ke rekening mereka. Kesaktian industri mampu mengubah rintihan Blues menjadi kibasan Fulus.
Tapi pastinya ada hikmah dari semua itu. Sekarang orang gak perlu susah-susah menjadi budak dulu untuk bisa mengekspresikan Blues. Sama kayak musik pop melaju dan mendayu, musik Blues dapat dikumandangkan dimana saja dan kapan saja. Ditempat-tempat seperti Arisan Ibu-ibu PKK, Acara sunatan, Lahiran bayi, Resepsi nikahan, sedekah bumi, haul sesepuh desa (danyang), bahkan ditempat romantis untuk nembak gebetan pun bisa. Semua orang tanpa terkecuali, bapak, ibu, eyang, kakek buyut, pakde, bude, ABG, Ibu muda, adek-adek semua bebas mengekspresikan dan menikmati Blues. So..selamat menikmati sodara-sodara……!!!!!!

1 Guneman:

Anonim mengatakan...

Ngemeng2 tentang "Blues kanggo nembak gebetan"
Sudah pernah praktek ya mas DeQhi?? kok sampe yakin kl itu efektif (@#$%) Nek saya pernah nembak pake lagu kangenben og, menurut saya itu lebih manjur.. gk kalah sama jamu "air manjur"..

Pengen main solo horjen serasa main band?
Ayo Tumbas Module

Posting Komentar