Apa bedanya rintihan Jimi Hedrix, Muddy Waters, Buddy Guy,
Johny Winter, atau Janis Joplin yang disebut sebagai Blues dengan rengekan St 12, kangen band, hijau daun, dan band-band
pop melaju dan mendayu lainya? Yang agak ganjil mungkin cara pandang kita
terhadap mereka. Jika mendengar lagu pop melaju dan mendayu kita mungkin akan
bilang “wah…itu lagu cuengeng…!!” Tapi kenapa lagu-lagu kaum kulit hitam itu
tidak kita sebut sebagai lagu cengeng? Padahal pada hakikatnya sama-sama berisi
rintihan, curahan hati yang pedih atau ekspresi penderitaan.
Oye, Blues memang lahir dari penderitaan. Sejarah musik
Blues adalah sejarah tentang penderitaan para budak belian. Mereka adalah kaum
negro yang menjalani penderitaan panjang sebagai budak diladang-ladang
pertanian para juragan kulit putih. Ekspresi penderitaan, rintihan jiwa yang
tertekan itulah yang kemudian dikenal sebagai Blues. Dan mereka para kaum kulit
hitam menembangkan Blues kepada semesta.
Dari berbagai lembaran sejarah musik Blues, nyanyian
rintihan ini menyebar luas ke berbagai daratan Amerika. Seiring berjalannya
waktu, puluhan bahkan ratusan musisi Blues lahir, menembangkan penderitaan
sambil memainkan gitar tiga Chord. Mereka memainkan Blues di café-café dan
klub-klub malam, meski tanpa luka sabetan pecut dipunggung atau bekas tendangan
sepatu bot di bokong. Bahkan pakaian mereka malah lebih necis dari para
koruptor.
Popularitas dan pamor para musisi Blues itulah yang
kemudian mempesona para remaja Eropa (khususnya Inggris). Awal decade 1960-an
menjadi tahun subur bagi sejumlah musisi Blues muda (berkulit putih). Eric
Clapton, The Beatles, The Rolling Stones, Led Zeppelin dan berjejer nama lain
mengumandangkan kembali Blues dengan gaya
mereka sendiri. Pada periode ini pula angin industri meniupkan Blues lebih
kencang lagi ke daratan Amerika. Bedanya, Blues bukan lagi murni rintihan
penderitaan, melainkan justru nyanyian harapan untuk mengalirkan Fulus ke
rekening mereka. Kesaktian industri mampu mengubah rintihan Blues menjadi
kibasan Fulus.
Tapi pastinya ada hikmah dari semua itu. Sekarang orang gak
perlu susah-susah menjadi budak dulu untuk bisa mengekspresikan Blues. Sama
kayak musik pop melaju dan mendayu, musik Blues dapat dikumandangkan dimana
saja dan kapan saja. Ditempat-tempat seperti Arisan Ibu-ibu PKK, Acara sunatan,
Lahiran bayi, Resepsi nikahan, sedekah bumi, haul sesepuh desa (danyang),
bahkan ditempat romantis untuk nembak gebetan pun bisa. Semua orang tanpa
terkecuali, bapak, ibu, eyang, kakek buyut, pakde, bude, ABG, Ibu muda, adek-adek semua bebas
mengekspresikan dan menikmati Blues. So..selamat menikmati sodara-sodara……!!!!!!
1 Guneman:
Ngemeng2 tentang "Blues kanggo nembak gebetan"
Sudah pernah praktek ya mas DeQhi?? kok sampe yakin kl itu efektif (@#$%) Nek saya pernah nembak pake lagu kangenben og, menurut saya itu lebih manjur.. gk kalah sama jamu "air manjur"..
Pengen main solo horjen serasa main band?
Ayo Tumbas Module
Posting Komentar