Seni musik berkembang begitu
pesat di era keemasan Dinasti Abbasiyah. Perkembangan seni musik pada
zaman itu tak lepas dari gencarnya penerjemahan risalah musik dari bahasa
Yunani ke dalam bahasa Arab. Selain itu, sokongan dan dukungan para penguasa
terhadap musisi dan penyair membuat seni musik makin menggeliat. Apalagi di
awal perkembangannya, musik dipandang sebagai cabang dari matematika dan
filsafat. Boleh dibilang, peradaban Islam melalui kitab yang ditulis Al-Kindi
merupakan yang pertama kali memperkenalkan kata ‘musiqi’. Al-Isfahani
(897 M-976 M) dalam Kitab Al-Aghani mencatat beragam
pencapaian seni musik di dunia Islam.
Meski dalam Islam terdapat dua pendapat yang
bertolak belakang tentang musikada yang mengharamkan dan ada pula yang
membolehkan. Pada kenyataannya, proses penyebaran agama Islam ke segenap
penjuru Jazirah Arab, Persia,
Turki, hingga India
diwarnai dengan tradisi musik. Selain telah melahirkan sederet musisi ternama,
seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), Ibnu Mijjah
( wafat 714 M), Ishaq Al- Mausili (767 M-850 M), serta Al-Kindi (800 M-877 M),
peradaban Islam pun telah berjasa mewariskan sederet instrumen musik yang
terbilang penting bagi masyarakat musik modern. Berikut ini adalah alat musik
yang diwariskan musisi Islam di zaman kekhalifahan dan kemudian dikembangkan
musisi Eropa pasca- Renaisans:
Alboque atau Alboka
Keduanya merupakan alat musik tiup terbuat dari
kayu berkembang di era keemasan Islam. Alboka dan alboque berasal dari bahasa
Arab, ‘albuq’, yang berarti terompet. Inilah cikal bakal klarinet dan terompet
modern. Menurut Henry George Farmer (1988) dalam Historical
facts for the Arabian Musical Influence, instrumen musik alboka dan
alboque telah digunakan oleh musisi Islam di masa kejayaan. Instrumen musik
tiup itu diperkenalkan umat Islam kepada masyarakat Eropa saat pasukan Muslim
dari Jazirah Arab berhasil menaklukkan Semenanjung Iberia wilayah barat daya
Eropa, terdiri atas Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sedikit wilayah Prancis.
Tak heran, jika masyarakat Eropa meyakini bahwa alboque berasal dari Spanyol,
khususnya Madrid.
Gitar, Kecapi, dan Oud
Maurice J Summerfield (2003)
dalam bukunya bertajuk, The Classical Guitar, It’s Evolution,
Players and Personalities since 1800, menyebutkan bahwa gitar
modern merupakan turunan dari alat musik berdawai empat yang dibawa oleh
masyarakat Muslim, setelah Dinasti Umayyah menaklukkan semenanjung
Iberia pada abad ke-8 M. Oud kemudian berkembang menjadi kecapi modern. Gitar
berdawai empat yang diperkenalkan oleh bangsa Moor terbagi menjadi dua jenis di
Spanyol, yakni guitarra morisca (gitar orang Moor) yang bagian
belakangnya bundar, papan jarinya lebar, dan memeliki beberapa lubang suara.
Jenis yang kedua adalah guitarra latina
(gitar Latin) yang menyerupai gitar modern dengan satu lubang suara.
Alat musik Oud juga populer di wilayah Azerbaijan.
Masyarakat di wilayah itu menyebut alat musik petik ini dengan sebutan Ud.
Masyarakat Eropa Barat mulai mengenal dan menggunakan Oud sejak tahun 711 M.
Alat musik petik khas umat Islam ini hampir sama dengan pandoura yang
dikembangkan peradaban Yunani Kuno atau pandura alat musik bangsa Romawi. Zyriab
merupakan pemain Oud termasyhur di Andalusia.
Dia tercatat sebagai pendiri sekolah musik pertama di Spanyol. Menurut
cendikiawan Islam yang juga musisi terkemuka era keemasan, Al-Farabi,
Oud ditemukan oleh Lamech cucu keenam Nabi Adam AS.
Hurdy Gurdy dan Instrumen Keyboard Gesek
Hurdy Gurdy boleh dibilang sebagai nenek moyang
alat musik piano. Alat musik ini ternyata juga merupakan warisan dari peradaban
Islam di zaman kekhalifahan. Marianne Brocker dalam sebuah
teori yang diajukannya menyebutkan bahwa instrumen yang mirip dengan hurdy
gurdy pertama kali disebut dalam risalah musik Arab. Manuskrip itu ditulis oleh
Al-Zirikli pada abad ke-10 M. Alat Musik Organ Jarak Jauh
Menurut George Sarton, alat musik organ hidrolik jarak jauh
pertama kali disebutkan dalam risalah Arab berjudul, Sirr Al-Asrar.
Alat musik ini dapat didengar hingga jarak 60 mil. Manuskrip berbahasa Arab itu
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Roger Bacon
di abad ke-13 M.
Instrumen Musik Mekanik dan Organ Hidrolik
Otomatis Kedua alat musik itu ditemukan oleh Banu Musa
bersaudara. Ilmuwan Muslim di zaman Abbasiyah ini berhasil menciptakan
sebuah organ yang digerakkan oleh tenaga air. Secara otomatis tenaga air itu
memindahkan silender sehingga menghasilkan musik. Prinsip kerja dasar alat
musik ini, papar Charles B Fowler, masih menjadi rujukan
hingga paruh kedua abad ke-19 M.
Banu Musa bersaudara juga mampu menciptakan peniup
seruling otomatis. Inilah mesin pertama yang bisa diprogram. Menurut Francoise
Micheau dalam bukunya berjudul, The Scientific Institutions
in the Medieval Near East, Banu Musa mengungkapkan penemuannya itu
dalam kitab bertajuk, Book of Ingenious Devices.
Timpani, Naker, dan Naqareh Alat musik
timpani (tambur atau genderang)
Menurut Henry George Farmer (1988) dalam bukunya, Historical facts for the Arabian Musical Influence, cikal bakal timpani berasal dari Naqareh Arab. Alat musik pukul itu diperkenalkan ke benua Eropa pada abad ke-13 M oleh orang Arab dan Tentara Perang Salib. Biola, Rebec, dan Rebab Biola modern yang saat ini berkembang pesat di dunia Barat ternyata juga berawal dan berakar dari dunia Islam. Alat musik gesek itu diperkenalkan oleh orang Timur Tengah kepada orang Eropa pada masa kejayaan Kekhalifahan Islam.
Biola pertama berasal dari Rebec yang telah digunakan oleh musisi Islam sejak abad ke-10 M. Cikal bakal biola juga diyakini berasal dari rebab, alat musik asli dari Arab.
Menurut Henry George Farmer (1988) dalam bukunya, Historical facts for the Arabian Musical Influence, cikal bakal timpani berasal dari Naqareh Arab. Alat musik pukul itu diperkenalkan ke benua Eropa pada abad ke-13 M oleh orang Arab dan Tentara Perang Salib. Biola, Rebec, dan Rebab Biola modern yang saat ini berkembang pesat di dunia Barat ternyata juga berawal dan berakar dari dunia Islam. Alat musik gesek itu diperkenalkan oleh orang Timur Tengah kepada orang Eropa pada masa kejayaan Kekhalifahan Islam.
Biola pertama berasal dari Rebec yang telah digunakan oleh musisi Islam sejak abad ke-10 M. Cikal bakal biola juga diyakini berasal dari rebab, alat musik asli dari Arab.
Konon, Al-Farabi merupakan penemu rebab (rebec).
Peradaban Islam di masa keemasan telah
menyumbangkan beragam warisan penting bagi masyarakat modern. Masyarakat Barat
ternyata tak hanya berutang budi karena telah menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikembangkan umat Islam di zaman kekhalifahan, tapi juga di
bidang musik dan seni rupa.Pencapaian yang tinggi di bidang musik menunjukkan
betapa masyarakat Muslim telah mencapai peradaban yang sangat tinggi di abad
pertengahan.
Ishaq Al-Mausili
Musisi Termasyhur Penemu Solmisasi
Ishaq Al-Mausili (wafat 850 M)
adalah salah seorang musisi Muslim terbesar di kancah dunia musik Arab pada
zaman kekhalifahan. Darah seni menetes dari ayahnya, Ibrahim Al-Mausili
(wafat 804 M), yang juga seorang musisi besar.
Ishaq terlahir di Al-Raiy, Persia
Utara. Saat itu, sang ayah tengah mempelajari musik Persia. Sang ayah terus mengembara
demi mempelajari dan mengembangkan seni musik yang sangat dicintainya. Suatu
waktu, Ibrahim membawa putranya yang mash kecil ke Kota
Baghdad
metropolis intelektual dunia. Kelak, di pusat pemerintahan Ke – khalifahan
Abbasiyah itulah nama Ishaq melambung sebagai seorang musisi legendaris. Kisah
masa kecilnya juga tercatat dengan baik. Ishaq cilik memulai pendidikannya
dengan mempelajari Alquran dari Al-Kisa’i dan Al-Farra.
Dari Hushaim ibnu Bushair, Ishaq mempelajari
tradisi dan budaya. Se – dangkan, pelajaran sejarah diperoleh nya dari
Al-Asmai’i dan Abu Ubaidah Al-Muthanna. Sejak kecil, ia sudah kepincut dengan
musik. Na – mun, sang ayah bukanlah satu-sa tunya guru yang memperkenalkan dan
mengajarinya seni musik. Menurut Miss Schlesinger, Ishaq
mempelajari musik dari sang paman, Zalzal, dan Atika binti Shuda yang juga
musisi terkemuka. Ishaq dikenal sebagai sosok manusia yang kaya dengan budaya.
Ia adalah musisi yang intelek. Hal itu dibuktikan dengan perpustakaan
pribadinya yang tercatat se bagai yang terbesar di Baghdad.
Ishaq telah memberi sumbangan penting bagi
pengembangan ilmu musik. Ternyata, dialah musisi yang memperkenalkan solmisasi: do re mi fa sol la si do.
Ishaq Al-Mausili memperkenalkan solmisasi dalam
bukunya, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs,
yang begitu populer di Barat. Musisi Muslim lainnya yang juga memperkenalkan
solmisasi adalah Ibn Al-Farabi (872 M-950 M) dalam Kitab Al-Mausiqul
Kabir. Selain itu, Ziryab (789 M-857 M), seorang ahli
musik dan ahli botani dari Baghdad, turut mengembangkan penggunaan solmisasi
tersebut di Spanyol jauh sebelum Guiddo Arezzo muncul de ngan
notasi Guido’s Handnya.
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa
Guido Arezzo adalah musisi yang pertama kali memperkenalkan solmisasi
lewat notasi Guido’s Hand. Ternyata, notasi Guido’s Handmilik Guido Arezzo
hanyalah jiplakan dari notasi arab yang telah ditemukan dan digunakan sejak
abad ke-9 oleh para ilmuwan Muslim.
Para ilmuwan yang telah menggunakannya, antara
lain Yunus Alkatib (765 M), Al-Khalil (791 M), Al- Ma’mun (wafat 833
M), Ishaq Al- Mausili (wafat 850 M), dan Ibn Al- Farabi (872 M-950 M). Ibn
Firnas (wafat 888 M) pun turut berperan dalam penggunaan solmisasi
tersebut di Spanyol. Karena, ia adalah orang yang memperkenalkan masyarakat
Spanyol terhadap musik oriental dan juga merupakan orang yang pertama kali
mengajarkannya di sekolah-sekolah Andalusia.
Guido Arezzo mengetahui solmisasi tersebut dengan
mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik berbahasa Latin yang
berisi kumpulan penemuan ilmuwan Muslim di bidang musik. Solmisasi tersebut
ditulis dalam Catalogna yang diterbitkan di Monte Cassino pada
abad ke-11. Monte Cassino
merupakan daerah di Italia yang pernah dihuni masyarakat Muslim dan juga pernah
disinggahi oleh Constantine Afrika. Lagi-lagi, peradaban Barat mencoba
memanipulasi sejarah.(miB/dari berbagai sumber)
1 Guneman:
tks; sangat membantu pem belajaran kami
Posting Komentar